Limbah Rumah Tangga Disebut Dengan

Limbah rumah tangga merupakan bahan sisa yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga. limbah rumah tangga terbagi menjadi limbah organik dan limbah anorganik. Limbah anorganik berupa plastik, kaleng dan semua jenis kemasan yang sulit mengalami pembusukan. Limbah organik berupa sisa sayur, buah, kemasan kertas, tisu dan sisa makanan.

Limbah organik atau dikenal juga dengan sebutan limbah biodegradable merupakan sebutan untuk sampah yang dapat terurai secara hayati dan berasal dari tumbuhan atau hewan. Limbah organik tetap dapat berkontribusi terhadap produksi gas rumah kaca (metana) meskipun dapat terurai.

Kurangnya kesadaran masyarakat Desa Teluk Awur khususnya ibu rumah tangga dalam mengelola limbah yang dihasilkan dapat menyebabkan dampak negatif baik bagi lingkungan maupun kesehatan. Beberapa kemungkinan penyakit yang dapat terjadi yaitu ISPA, Diare, DBD dan penyakit lainnya yang dapat disebabkan oleh faktor lingkungan.

Pengelolaan limbah organik khususnya rumah tangga harus dilakukan secara aktif untuk mengurangi jumlah limbah yang ada dan memanfaatkan nilai guna yang masih terkandung dalam limbah itu sendiri.

Dilatarbelakangi oleh hal tersebut, pada Senin (14/11/22) mahasiswa KKN Tematik Universitas Diponegoro (Undip) bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Bank Sampah Induk (BSI) Kabupaten Jepara mengadakan sosialiasai mengenai pengelolaan limbah rumah tangga khususnya limbah organik menjadi produk yang memiliki nilai guna dan nilai jual. Salah satu produk yang dapat dihasilkan dari pengelolaan limbah rumah tangga yaitu pakan ternak.

Anis, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jepara dalam penjelasannya mengenai Desa Mandiri Sampah menghimbau kepada masyarakat Desa Teluk Awur untuk dapat memulai mengelola sampah dimulai dari skala rumah tangga dengan cara melakukan pemilahan untuk limbah organik dan limbah anorganik, sehingga dapat tercipta lingkungan yang bersih.

”Limbah anorganik dapat diolah menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual, sedangkan limbah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos, pupuk organik cair (POC) dan pakan ternak seperti silase dan maggot yang menggunakan lalat Black soldier fly (BSF) atau lalat tentara hitam sebagai pengurai.” ujar Samsul, perwakilan dari DLH Jepara.

Menindaklanjuti kegiatan sosialisasi yang telah dilaksanakan sebelumnya bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Bank Sampah Induk (BSI) Kabupaten Jepara, pada Jumat (18/11/22) Likha salah satu mahasiswi KKN Tematik Undip melakukan sosialisasi door to door terhadap peternak yang ada di Desa Teluk Awur mengenai bagaimana pembuatan pakan ternak ruminansia dari limbah organik rumah tangga.

Pakan ternak menjadi salah satu produk pilihan yang dapat dihasilkan dari pengelolaan limbah organik rumah tangga karena berdasarkan data yang diperoleh, banyak masyarakat Desa Teluk Awur yang menjadi peternak tradisional. Mirisnya, ternak diumbar di lahan terbuka dari pagi hingga sore dan mencari makanannya sendiri, bahkan akibat sampah tidak dikelola dengan baik dan tidak hanya dibuang disatu tempat, maka ternak yang diumbar memakan sampah seperti plastik karena kurangnya ketersediaan hijauan di ladang penggembalaan akibat tertutup oleh tumpukan sampah.

Dalam kegiatan sosialisasi, Likha menjelaskan mengenai limbah organik apa saja yang tidak dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sebab tidak semua limbah organik dapat diolah menjadi pakan ternak.

“Limbah rumah tangga seperti wortel dan sawi tidak dapat dijadikan silase karena mudah busuk, namun dapat diolah untuk menjadi pakan ayam dan lele” jelas Likha.

Selain menyampaikan materi mengenai tata cara pembuatan pakan ternak yaitu silase dari limbah organik rumah tangga, dalam kegiatan sosialisasi juga dilakukan sesi wawancara dan tanya jawab mengenai permasalahan dan kendala yang dihadapi peternak Desa Teluk Awur.

“Disini ternak dipelihara hanya dengan cara diumbar, kasih pakan juga cuma hijauan. Kalau mau beli konsentrat mahal sekitar Rp 8.000,00/kg dan disini tidak ada yg jual, harus menempuh jarak ± 10 km untuk beli konsentrat” jelas Sutriman, salah satu peternak sapi potong yang ada di Desa Teluk Awur.

Tidak hanya itu, terdapat beberapa peternak yang mengatakan bahwa selama ini tidak pernah ada penyuluhan ataupun pelatihan mengenai pakan ternak ruminansia. Kurangnya ilmu serta pendampingan dari pihak terkait menyebabkan peternak tidak optimal dalam memelihara ternak yang dimilikinya.

Harapannya dengan adanya sosialisasi tersebut, peternak dapat memanfaatkan limbah organik rumah tangga sebagai pakan ternak yang memiliki kandungan nutrisi cukup baik, sehingga dapat mengurangi dampak negatif akibat limbah rumah tangga dan mengubahnya menjadi dampak positif yang menguntungkan.

Penulis : Baqiyatus Sholikhah (Tim 3 KKNT Undip Jepara 2022)

DPL    : Dr. Ir. Cahya Setya Utama, S.Pt., M.Si., IPM

Limbah adalah buangan atau sisa dari suatu usaha atau kegiatan yang mengandung berbagai bahan yang berbahaya bagi kehidupan manusia, hewan serta makhluk hidup lain. Berdasarkan sumbernya, limbah dapat dikelompok menjadi tiga, yaitu limbah domestik/rumah tangga, limbah industri, dan limbah pertanian.

Limbah domestik/rumah tangga adalah limbah yang bersumber dari pemukiman penduduk, pasar, tempat usaha, dan sebagainya. Contohnya sisa makanan, kulit buah dan sayuran, kertas, plastik,  kayu, kaleng bekas, botol bekas dan sebagainya.

Dengan demikian, contoh limbah rumah tangga diantaranya sisa makanan, kulit buah dan sayuran, kertas, plastik,  kayu, kaleng bekas, botol bekas dan sebagainya.

Fodhil, M., Miftahudin, M., Zuli Astutik, H., & Naim, A. (2021). Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga Anorganik. Jumat Pertanian: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 96–100. Retrieved from https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/abdimasper/article/view/1750

SERIBUPARITNEWS.COM,PURWOKERTO - Dalam era yang semakin sadar akan lingkungan ini, pernahkah Anda berpikir  apa jadinya limbah rumah tangga setelah  kita membuangnya? Limbah rumah tangga merupakan permasalahan yang semakin mendapatkan perhatian di dunia ini. Mulai dari sisa makanan hingga kemasan plastik akan menimbulkan dampak yang serius terhadap lingkungan kita. Oleh karena itu, pentingnya kita untuk memahami cara  mengelola limbah  rumah tangga dengan tepat.

Pada artikel kali ini, kita akan mengupas segala hal terkait limbah rumah tangga, mulai dari cara pengelolaannya, dampaknya  hingga penanganannya dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Anda akan menemukan informasi tentang daur ulang, pengurangan, dan pengelolaan limbah secara efektif. Bersama-sama, kita dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan menjadikan dunia sebagai tempat tinggal yang layak untuk generasi di masa mendatang.

Mari kita mulai dengan membahas pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga dan bagaimana setiap individu ikut berperan aktif dalam mengurangi permasalahan ini. Kita juga akan melihat bagaimana cara memilih opsi  yang ramah lingkungan saat membeli produk dan cara menghindari penggunaan barang sekali pakai. Jadi, bersiaplah untuk mempelajari segala hal tentang limbah rumah tangga dan jadilah bagian dari perubahan positif yang kita butuhkan.

Jenis Limbah Rumah TanggaTerdapat macam-macam limbah domestik (rumah tangga) yang masing-masing mempunyai karakteristik dan dampak lingkungan yang berbeda. Salah satunya jenis limbah domestik (rumah tangga) organik, contohnya hasil sisa makanan dan dedaunan kering. Limbah organik ini dapat dimanfaatkan menjadi kompos yang ramah lingkungan. Selain limbah organik, terdapat juga limbah anorganik seperti kertas, plastik, logam, dan kaca. Limbah anorganik ini merupakan limbah yang sulit terurai secara alami dan memerlukan jangka waktu yang cukup lama untuk bisa  terurai. Oleh sebab itu, penting untuk memilih opsi daur ulang dan menggunakan produk ramah lingkungan.

Terdapat beberapa jenis limbah domestik lainnya yang termasuk limbah yang bahaya, contohnya baterai, obat-obatan, dan bahan kimia berbahaya. Limbah berbahaya ini tidak dapat untuk dibuang begitu saja ke tempat sampah biasa, karena dapat mencemari lingkungan dan berdampak buruk pada kesehatan manusia. Sebaiknya, limbah bahaya ini harus diserahkan ke tempat pengolahan khusus atau tempat pembuangan yang sesuai.Dampak dari Limbah Rumah Tangga pada LingkunganLimbah rumah tangga mempunyai dampak serius terhadap lingkungan kita. Salah satu dampak utamanya adalah terjadinya pencemaran tanah, air dan udara. Jika pengelolaan limbah tidak dikelola dengan baik, bahan kimia beracun dalam sampah tersebut dapat mempengaruhi kualitas tanah dan terjadinya pencemaran pada air. Upaya untuk mengatasi dampak negatif tersebut, diperlukan pengelolaan limbah rumah tangga yang efektif. Kita perlu menerapkan kebiasaan  menggunaan produk yang ramah lingkungan, seperti mengurangi penggunaan barang sekali pakai dan memilah sampah dengan benar. Dengan cara ini, kita dapat membantu menjaga  lingkungan tetap bersih dan melindungi alam dari kerusakan.

Solusi untuk Mengurangi Limbah Rumah TanggaAda banyak cara  untuk mengurangi jumlah limbah rumah tangga yang dihasilkan. Berikut  beberapa tips  yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari: 1. Hindari penggunaan barang sekali pakai seperti sedotan plastik, alat makan plastik, dan kemasan makanan sekali pakai. Gunakan barang yang dapat digunakan berkali-kali dan pilihlah produk yang ramah lingkungan.

2. Membeli barang dengan sedikit atau tanpa kemasan.Hindari membeli produk yang dikemas dengan plastik berlebih dan pilih opsi yang lebih ramah lingkungan.

3. Gunakan kantong belanja sendiri. Dengan menerapkan kebiasaan menggunakan kembali tas belanja, kita dapat mengurangi penggunaan produk yang kurang ramah lingkungan.

4. Lakukan daur ulang limbah seperti kertas, plastik, logam dan kaca. Pastikan Anda memisahkan sampah rumah tangga dengan benar dan mengumpulkannya di tempat yang sesuai untuk didaur ulang.

5. Berbagi barang yang masih bisa digunakan dengan orang lain.  Jika Anda mempunyai barang bekas namun masih dalam kondisi baik, berikan kepada orang yang membutuhkan atau sumbangkan ke badan amal.Dengan menerapkan tips ini, kita dapat mengurangi jumlah limbah rumah tangga yang dihasilkan dan membantu melindungi lingkungan.(red/kamsi)